Minggu, 18 April 2010

Apa itu olahraga?

Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

Kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari. Dengan majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan seseorang menjadi kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak.

Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti: penyakit jantung, pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan. Olahraga telah menjadi bagian hidup dari sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di kota besar maupun di pelosok pedesaan.

Orang yang mempunyai gaya hidup tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke daripada yang bergaya hidup sebaliknya. Faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena penyakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes mempunyai risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibanding yang tidak menderita diabetes.

Pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes) bertujuan agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut menjadi bergerak agar sehat dan bugar. Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan atau olahraga perlu menjadi gerakan masyarakat. Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.


Filariasis ( Penyakit Kaki Gajah)

Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang.





WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global ( The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year 2020 ). Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan massal dengan DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Indonesia akan melaksanakan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap dimulai pada tahun 2002 di 5 kabupaten percontohan. Perluasan wilayah akan dilaksanakan setiap tahun.







Penyebab

Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu; Wucheria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Vektor penular : Di Indonesia hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres yang dapat berperan sebagai vector penular penyakit kaki gajah.







Faktor Risiko

Berada pada lokasi endemis nyamuk penyebab filariasis.







Cara Penularan

Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.



Gejala dan Tanda

Gejala klinis filariasis akut berupa ; Demam berulang-ulang selama 3 - 5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat ; pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit ; radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis) ; filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah ; pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema).

Gejala klinis yang kronis ; berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).









Komplikasi

Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga, masyarakat dan negara.







Pencegahan

Pencegahan adalah dengan berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector ( mengurangi kontak dengan vector) misalnya dengan menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk, atau dengan cara memberantas nyamuk ; dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk ; membersihkan semak-semak disekitar rumah.




Penatalaksanaan

Secara massal dilakukan didaerah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albenzol sekali setahun selama 5 - 10 tahun, untuk mencegah reaksi samping seperti demam, diberikan Parasetamol ; dosis obat untuk sekali minum adalah, DEC 6 mg/kg/berat badan, Albenzol 400 mg albenzol (1 tablet ) ; pengobatan missal dihentikan apabila Mf rate sudah mencapai < 1 % ; secara individual / selektif; dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan kasus.

Merokok Tetapi Tetap Sehat

Tiap tahun jumlah perokok di Indonesia dan mungkin juga di dunia, bunkannya menurun justru malah bertambah. Peningkatan ini didominasi oleh para "New Smoker", perokok pemula dari kalangan remaja. Beragam acaman kesehatan yang ditujukan kepada para perokok seolah tak mempan.

Sangsi denda pun kerap kali diakali, agar bisa terus menghisap rokok dilokasi terlarang.Tentunya siapapun, termasuk"Gank Smoker"mengetahui bahwa merokok itu mengangu kesehatan . Bahayanya bukan hanya unutk si perokok itu sendiri , tapi juga bagi orang lain atau perokok pasif. Bahkan berkat peraturan pemerinta, tak satupun rokok dinegeri ini luput dari kalimat "Merokok dapat menyebabkan kanker , serangan jantung, impotensia dan ganguan kehamilan dan janin". Asap tetap saja mengepul ari mulut para perokok memenuhi udara dihampir semua tempat umum.

Kalau bermacam shock theraoy yang selama ini amat gencar agar perokok kapok ini tak ada satupun yang berefek. Lantas bagaimana perlu dicari jlan tengahnya. Yaitu bagaimana agar aspirasi para perokok ini tetap bisa diakomodasikan tetapi sang asap rokok tak membahayakan siapapun. Wal hasil perlu diciptakan satu jenis rokok yang asapnya tak berbahaya . Baik buat siperokok maupun orang yang menghisap asapnya. Pertanyaan apakah mungkin?.

Ini mungkin kata menejer perusahaan rokok terapi herbal di Jawa Timur. Katany, rokok ini hanya memberi efek penyembuhan ketika dihisap saja. Selain itu juga abu rokoknya dapat digunakan sebagai obat gatal-gatal , sariawan dan sakit gigi serta memiliki rasa yang berbeda dengan rokok lainnya.

Apabila rokok ini dihisap akan memberikan terapi penyembuhan untuk penyakit paru-paru , asma, polip, sinusitis ringan,impotensia , jantung, darah tinggi, lever, ginjal, bahkan kecanduan narkoba. Yang lebih mengherankan lagi , rokok ini telah terbukti dapat membuat orang berhenti dari kebiasaan merokok. Hanya saja ini tergantung kemauan yang kuat dari masing-masing konsumen. Semakin kemauannya tinggi semakin cepat akan berhenti merokok.



Riset Ilmiah

Menurut menejer perusahaan rokok tersebut awalnya diperoduksi hanya sebagai sarana terapi pengobatan berbagai jenis penyakit. Karena banyak permintaan dari para pengguna yang merasa efek positif, maka diputuskan untuk diproduksi secara masal.

Sebelum ada ijin dari yang berwenang untuk memproduksi, produk rokok ini telah dilakukan uji ilmiah di laboratorium Kimia Brawijaya Malang, Laboratorium Kimia Universitas Negeri Malang dandi salah satu pabrik rokok terkemuka di Jawa Timur yang ditunjuk secara resmi oleh pemerintah untuk pengujian produk rokok.

"Hasil menunjukan , kadar nikotin rokok kami sangat rendah, bahkan dinyatakan mendekati 0%. Memang tes laboratorium resmi juga menemukan nilai tar rokoknya tinggi , tapi itu bukan tanpa alasan" cetusnya.Tar yang dihasilkan konon merupakan jamu yang berfungsi sebagai Gurah ( mengeluarkan cairan racun dari paru-paru dan darah) melalui mulut, hidung dan telinga.

Tar dalam standar internasional adalah pengukuran berat material asap rokok yang mengandung racun dan bahan berbahaya lain. Umumnya bila nilai TAR tinggi maka napas terasa berat , sesak dan dada sakit. Tapi nilai TAR yang ada belum bisa diuraikan secara terperinci sehingga pembuktian lanjut secara ilmiah masih menuggu waktu. Maka peringatan pemerintah sebagai aturan resmi wajib dicantumkan.

Bagi perokok aktif yang pertama kali menghisap rokok ini, kemungkinan akan langsung merasa kenikmatannya. Tubuh terasa segar baik dalam aktifitas sehari-hari maupun habis bangun tidur . Itu berarti sisa racun dalam tubuh berkadar rendah. Sebaliknnya buat sebgaian orang akan merasakan pahit, tengorokan gatal, panas, sakit, pusing, mual dan sebagainya. Nah hal itu menunjukan , ramuan rokok sedang aktif bekerja menghancurkan dan mengurangi kadar racun tinggi dalam darah dan paru-paru serta tubuh perokok. Bagi yang bukan perokok pasif yang mencoba menghisap rokok ini kemungkinan juga merasakan hal-hal seperti diatas.

Reaksi tubuh seperti keluar cairan berbentuk lendir dari telinga, hidung, dan tengorokan harus selalu dibersihkan. Kalau kotoran atau racun dalam paru-paru dan tengorokan terlalu pekat, kemungkinan cairan lendir yang keluar beserta darah kotor.

Dari reaksi-reaksi tadi dianjurkan untuk mengkonsumsi rokok ini sampai sembuh. Karena rokok ini tetap aman untuk dikonsumsi dan asapnya tidak meracuni perokok pasif bahkan berfungsi sebagai terapi kesehatan seperti pada perokok aktif.

Akankah para "perokok mania" memilih rokok terapi sehat ini? Kalaumemiliki rasa tanggung jawab moral, boleh jadi mereka mau mencobanya. Lantas, bagaimana nasib produk-produk rokok biasa kalau konsumennya pindah ke rokok lain?

Sumber: placebo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar